ONLINEBRITA.COM, JAKARTA – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), salah satu Subholding PT PLN (Persero), membeberkan tiga strategi untuk tetap bisa menjaga keandalan sumber energi untuk pembangkit listrik milik PLN.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, sejatinya pihaknya bertugas untuk memastikan ketersediaan pasokan batu bara, gas, Bahan Bakar Minyak (BBM), maupun biomassa untuk pembangkit listrik PLN di dalam negeri.
“Dan alhamdulillah selama 2 tahun ini kita jalankan organisasi ini, alhamdulillah di PT PLN Persero itu tidak ada pembangkit yang mati karena tidak adanya energi primer. Misalnya, karena tidak ada batu bara, kemudian pembangkit mati, tidak ada,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Rabu (18/12/2024).
Dia membeberkan, setidaknya ada tiga strategi perusahaan untuk bisa menjaga keandalan sumber energi pembangkit listrik. Pertama, Iwan mengungkapkan, pihaknya terus menjaga suplai bahan baku untuk pembangkit PLN supaya tidak kekurangan.
“Jadi yang pertama itu adalah bagaimana kita menjalankan security of supply, menjaga keamanan pasokan energi primer yang akan digunakan untuk pembangkit listrik supaya itu aman terus, tidak sampai kekurangan,” ujarnya.
Kedua, dia mengungkapkan, pihaknya menjaga efisiensi harga bahan baku untuk pembangkit PLN. Iwan mengatakan, pihaknya selalu memastikan harga bahan baku yang didapatkan untuk pembangkit PLN tetap optimal.
“Kemudian untuk cost efficiency, kita juga mengefisienkan jalur-jalur transportasi, ini kalau di pembangkit PLTU itu ada 52 tersebar di seluruh Indonesia, dan pemasok batu bara ada ratusan,” tambahnya.
Selain melakukan efisiensi biaya, dia mengatakan, pihaknya juga melakukan efisiensi jarak tempuh untuk mengantarkan bahan baku pembangkit.
“Ini kita mengefisienkan jalur-jalur transportasi dari penambang mana kepada pembangkit mana, itu lebih efisien. Dan ini kita bisa lebih efisien 10% sampai 20%. Dan kemudian untuk gas, kita juga membuat bagaimana harga gas dalam transaksi secara B to B itu bisa lebih murah,” katanya.
Terakhir, strategi yang dilakukan oleh perusahaan, lanjut Iwan, adalah dengan menciptakan nilai. Salah satu proyek yang saat ini tengah dijalankan oleh pihaknya adalah dengan menjalankan program gasifikasi batu bara.
“Ini sudah pada tahap nanti awal inisiasi konstruksi, dimana dengan proyek gasifikasi ini akan mengubah yang dulu pembangkit-pembangkit yang minum BBM, itu akan kita ganti untuk minum dengan gas, sesuai yang lebih proper,” bebernya.
Iwan menilai, proyek tersebut bisa membuat harga produksi lebih murah dan meraih keuntungan operasi hingga US$ 30 juta setara Rp 483,44 miliar (asumsi kurs Rp 16.115 per US$).
“Dari sisi harga lebih murah, dari sisi energi lebih bersih. Ini kita bisa mencatatkan nanti kalau dalam tahap pertama di proyek gasifikasi ini, keuntungan operasinya bisa sampai US$ 60 juta per tahun,” tandasnya. (*)