Stafsus Menteri Kemendiktisaintek Bassaruddin : Polimdo Maju Pesat

ONLINEBRITA.COM, MANADO – Politeknik Negeri Manado (Polimdo) menggelar sebuah Talk Show istimewa sebagai rangkaian perayaan Dies Natalis ke-38, bertempat di Auditorium Prof. Ruddy Tenda, Selasa (9/12/2025).

Kegiatan ini menghadirkan para narasumber berkelas nasional, di antaranya Staf Khusus Menteri Bidang Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Indonesia Prof. Drs. Tjan Bassaruddin, MSc., Ph.D, Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Indonesia Prof. Drs. Med. Tri Hanggono Achmad, serta Founding Father Polimdo Prof. Dr. Ir. Ruddy Tenda, M.Sc., DEA.

Sebelum para narasumber menyampaikan materinya, Direktur Polimdo Dra. Mareyke Alelo, MBA memaparkan kilas profil Polimdo dan perjalanan panjang institusi tersebut.

“Setelah 38 tahun perjalanan, kini saatnya kita melakukan kontemplasi dan refleksi atas arah yang sedang kita tempuh,” ujar Mareyke.

Ia juga menyampaikan rasa hormat kepada Prof. Ruddy Tenda dan keluarga yang telah meletakkan dasar pembangunan Polimdo sejak masa awal, saat kawasan kampus masih dipenuhi semak dan pepohonan.

Mareyke kemudian menegaskan kembali visi Polimdo: menjadi pusat unggulan teknologi, inovasi, dan pembelajaran transformatif berwawasan internasional.

“Dari desa, kita ingin menuju dunia,” ujarnya penuh optimisme.

Direktur turut memaparkan roadmap pengembangan Polimdo. Ia mengungkapkan bahwa dorongan menuju status BLU masih menghadapi tantangan, terutama melihat kondisi mahasiswa dari kawasan Indonesia Timur yang banyak memiliki UKT di kisaran Rp 500 ribu.

“Perjalanannya masih panjang. Namun pada 2035, kami berharap Polimdo dapat menjual technology entrepreneurship, smart vocational industry, dan menjadi salah satu world class university,” jelas Mareyke.

Meski bersaing dengan banyak kampus besar, Polimdo telah menorehkan prestasi membanggakan. Tahun 2024, Polimdo menempati peringkat 1386 dunia sebagai The World’s Most Sustainable University. Upaya membangun green campus terus ditingkatkan.

Polimdo juga mengumpulkan banyak penghargaan nasional dan internasional. Kampus ini sukses membina Desa Budo hingga menjadi desa mandiri, dipercaya Bank Indonesia dalam program pemberdayaan masyarakat pesisir, serta menjadi lembaga tersertifikasi PADI untuk pelatihan selam.

Bahkan, Desa Budo yang dibina Polimdo sempat dikunjungi PBB hingga dicatat dalam sebuah publikasi internasional. Polimdo juga menjadi pusat sertifikasi bahasa Jepang dan pelatihan pilot drone untuk kawasan Indonesia Timur.

Prestasi lainnya datang dari hasil penelitian para akademisi: mesin pengolahan gula semut, pengolahan cakalang fufu, energi terbarukan untuk nelayan, hingga alat pendeteksi bencana yang kini digunakan Pemerintah Kota Manado. Polimdo juga menghasilkan alat pencacah plastik yang mampu diolah kembali menjadi meja, kursi, dan paving block.

Saat mendapat kesempatan berbicara, Prof. Bassaruddin menyampaikan kekagumannya atas kemajuan Polimdo.

“ Kemajuan Polimdo luar biasa selaras dengan arah strategi pengembangan pendidikan tinggi,” tuturnya.

Ia juga mengajak seluruh civitas akademika melakukan perenungan, terutama melihat kondisi Indonesia yang kerap dilanda banjir dan longsor.

“Pendidikan tinggi tidak hanya hadir saat bencana, tetapi harus berperan dalam pencegahan, edukasi, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya, pendidikan tinggi kini harus membawa dampak positif, bermanfaat, dan mendorong kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Prof. Tri menyampaikan apresiasi kepada Prof. Ruddy Tenda atas fondasi yang telah dibangun.

“Pekerjaan besar itu dimulai dari fondasi yang kuat. Ibu Direktur sudah melihat masa depan Polimdo dengan jelas,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya lompatan besar bagi Polimdo.

“Polimdo jangan hanya berhenti pada BLU, tetapi harus melompat lebih tinggi. Aset terbesar kampus ini bukan gedung, melainkan SDM-nya,” tegas Prof. Tri.

Menurutnya, meski dunia semakin digital, humanity tetap menjadi unsur yang tak tergantikan.

“Wisata tidak bisa digantikan IT. Orang tetap harus datang ke Bunaken untuk merasakan pengalaman itu. Begitu pula Polimdo—ia dibangun dengan teknologi, tetapi untuk kemanusiaan,” katanya.

Ia menilai masyarakat Sulawesi Utara memiliki potensi humanity yang luar biasa, berupa keakraban, persaudaraan, dan kecintaan akan musik.

“Polimdo adalah anugerah Tuhan, dengan sumber daya yang luar biasa. Dorongannya adalah humanity,” tandasnya.

Pada kesempatan terakhir, Prof. Ruddy Tenda membagikan cerita tentang masa awal dirinya mendapat tugas membangun Polimdo. Ia menegaskan bahwa kemajuan Polimdo saat ini adalah buah dari perjalanan panjang, kerja keras, dan komitmen banyak pihak. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *