Melalui Kerjasama Perempuan Desa Tambala, Unsrat Terapkan Paten Suplemen Kesehatan

ONLINEBRITA.COM, MANADO –  Sebuah langkah maju kembali ditorehkan dunia akademik Indonesia, khususnya Sulawesi Utara.

Peneliti dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado berhasil mengimplementasikan hasil penelitiannya yang telah memperoleh paten, berupa suplemen kesehatan berbasis bahan alam, langsung ke masyarakat.

Penerapan ini dilakukan melalui program pemberdayaan perempuan di Jaga VII Desa Tambala, Kabupaten Minahasa, sekaligus mendorong tumbuhnya industri herbal berbasis komunitas.

Suplemen kesehatan tersebut merupakan hasil riset panjang yang dikembangkan oleh tim peneliti Unsrat yang diketuai oleh Prof Dr Dingse Pandiangan, MSi dan anggotanya dari berbagai lembaga dan institusi yang berkolaborasi selama ini.

Salah satu anggota Dr Nelson Nainggolan, MSi mencoba mengusulkan implementasi hasil Paten penelitiannya dalam bentuk kegiatan pengabdian masyarakat.

Skemanya melalui Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dengan memanfaatkan potensi bahan baku lokal.

Usulan ini lulus kompetisi nasional dan mendapat dukungan pendanaan tahun yang sama 2025.

Produk inovatif ini telah teruji khasiatnya serta resmi mendapatkan perlindungan hukum berupa hak paten dengan nomor IDS 000006454.

Tidak hanya berhenti pada tataran akademik, peneliti Unsrat memastikan agar hasil penelitian dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

“Implementasi penelitian tidak boleh berhenti di laboratorium atau jurnal ilmiah semata. Paling penting adalah bagaimana inovasi ini bisa digunakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung kesehatan publik,” ujar peneliti utama dalam keterangan tertulis, Senin (23/9/2025).

Melalui kerja sama dengan kelompok perempuan di Jaga VII Desa Tambala, Ketua Tim LPPM Unsrat Dr Nelson Nainggolan, MSi, melaksanakan pelatihan dan pendampingan produksi bahan baku suplemen kesehatan berbahan herbal.

Pelatihan cara ekstraksi dan penyulingan bahan baku suplemen kesehatan yang telah dipatenkan tersebut rencananya akan dilaksanakan Rabu, 24 September 2025.

Para perempuan desa diberikan keterampilan mulai dari pengolahan bahan baku, teknik produksi yang higienis, hingga strategi pemasaran.

Kegiatan ini sekaligus menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya kesehatan keluarga dan peluang ekonomi baru dari industri herbal.

“Kegiatan ini secara detail sudah dipublikasi di jurnal terakreditasi nasional Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Volume 6 no 2 tahun 2025 dapat diakses di website ejournalunsrat,” katanya.

Kepala Desa Tambala, Hamka Naya, dalam sambutannya tanggal 5 Juli 2025 pada kegiatan Sosialisasi dan penyuluhan serta pelatihan penanaman dan pengolahan bahan baku menyampaikan apresiasinya atas langkah nyata yang diambil LPPM Unsrat.

“Kami bangga karena desa kami menjadi tempat penerapan hasil riset universitas. Ini bukan hanya membantu perekonomian keluarga melalui industri herbal, tetapi juga mengangkat nama desa dalam bidang inovasi dan kesehatan,” katanya.

Program ini sejalan dengan agenda nasional untuk mendorong hilirisasi hasil riset dan memperkuat ketahanan kesehatan berbasis sumber daya lokal.

Selain itu, keterlibatan perempuan desa menjadi wujud nyata pemberdayaan komunitas, di mana kaum ibu tidak hanya berperan dalam rumah tangga tetapi juga sebagai pelaku utama dalam industri kreatif dan kesehatan.

Produk suplemen kesehatan berbasis Pasote dan Gambir dari Unsrat diharapkan dapat segera dipasarkan lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional, dengan tetap memperhatikan standar keamanan dan mutu.

Jika konsisten dijalankan, langkah ini bisa menjadi model pengembangan inovasi perguruan tinggi yang berhasil diintegrasikan dengan pembangunan desa serta penguatan industri herbal Indonesia.

Dengan capaian ini, Universitas Sam Ratulangi kembali menegaskan komitmennya sebagai pusat inovasi, riset, dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi pencapaian visi Indonesia sebagai pusat pengembangan obat tradisional dan suplemen kesehatan berbasis kearifan lokal.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed