Hadiri Rakoornas Percepatan Pengembangan Lima DPSP, Joune Ganda : “Rakoornas ini Sangat Penting”

Caption : Bupati Joune Ganda Saat Mengikuti Rakoornas. foto/ist

Onlinebrita.com, Magelang – Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune Ganda mengatakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakoornas) percepatan pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan rapat pengelolaan kawasan pariwisata sangatlah penting.

“Intinya pemerintah pusat akan terus mengawal percepatan pengembangan DPSP Likupang serta fokus pada pembangunan infrastruktur penunjang seperti kawasan publik area jalan telekomunikasi dan perencanaan sejumlah event-event,” kata Bupati yang juga sebagai ketua bidang Hukum dan Keamanan APKASI.

Rakoornas tersebar dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan. Jumat (21/7) di Plataran Heritage Borobudur Hotel Magelang dengan mengangkat tema ‘Pariwisata Berkualitas sebagai Pilar Pembangunan Nasional yang Inklusif dan Berkelanjutan’.

“Disini juga kami diberikan atensi serta motivsi tinggi dari Menko Marves dimana semua upaya pengelolaan dan pengembangan lima DPSP termasuk Likupang,” tambahnya.

Adapun latar belakang rapat ini;

Pasca Pandemi Covid-19, pariwisata Indonesia berangsur pulih. Secara kumulatif, kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari hingga April 2023 mencapai 3,1juta. Nilai ini baru mencapai 19,2% dibandingkan capaian tahun 2019. Disisi lain, kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri lebih cepat pulih, mencapai 23,7% daribcapaian tahun 2019 atau sebanyak 2,95 juta orang.

Untuk menjaga momentumpenguatan sektor pariwisata, upaya strategi dua arah perlu terus diperkuat, yang fokus pada pariwisata berkualitas sebagai pilar pembangunan nasional yanginklusif dan berkelanjutan.

Dengan strategi tersebut, ditargetkan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 1,2 – 1,4 miliar perjalanan dengan dampak pendapatan pariwisata sebesar Rp 3281 triliun, dan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dapat mencapai minimal 46% dari capaian tahun 2019 atau 7,4 juta kunjungan, dengan target devisa mencapai US$ 2,07- 5,95 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, seluruh upaya peningkatan kunjungan wisnus dan wisman perlu diakselerasi. Sebagai pendekatan pertama, untuk mendorong kunjungan wisnus agar target tercapai, telah diturunkan target per provinsi untuk mencapai target nasional.

Oleh karena itu, upaya peningkatan wisnus fokus pada kolaborasi seluruh entitas pendukung pariwisata. Pada aspek pertama yaitu dari entitas pemerintah, melalui penguatan peran pemerintah daerah mencapai target BBWI.

Upaya ekstra dari pemerintah daerah dibutuhkan untuk penguatan strategi pada pengembangan pariwisata lokal, pengembangan travel pattern, promosi destinasi wisata lokal, dan pelibatan seluruh kegiatan MICE pemerintah daerah dilakukan di destinasi wisata lokal.
Aspek kedua, dari entitas industri yaitu penguatan integrasi BBI/PDN kategori UMK-Kop dengan aktivitas pariwisata. Integrasi dapat dilakukan melalui kolaborasi yang kuat antara industri jasa pariwisata, UMK-Kop produsen produk pariwisata, dan pemerintah daerah sebagai mediator.

Selanjutnya aspek ketiga, mengoptimalkan peningkatan peran entitas industri pariwisata untuk mempromosikan, mengembangkan dan mengemas destinasi pariwisata lokal menjadi destinasi pariwisata berkualitas yang diprioritaskan oleh masyarakat sekitar.

Pendekatan kedua adalah penguatan strategi untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) yang berkualitas. Berkaca pada perkembangan di Bali beberapa waktu terakhir dengan adanya sejumlah wisman yang berperilaku kurang tertib dan merugikan masyarakat setempat, peralihan dari paradigma mass tourism menjadi quality tourism menjadi semakin mendesak. Selain itu, pengembangan destinasi wisata di 5 DPSP perlu memitigasi risiko yang muncul dari meningkatnya kunjungan wisman.

Antisipasi dapat dilakukan melalui kebijakan dan kerangka regulasi yang memperkuat peningkatan pengawasan dan pemeriksaan, edukasi dan

sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan, peningkatan partisipasi komunitas masyarakat termasuk kelompok adat, serta penegakan hukum dan pemberian sanksi tegas atas pelanggaran baik untuk wisman maupun wisnus.

Hal ini untuk memastikan bahwa kehadiran wisatawan tidak hanya memberikan ekonomi tetapi juga menghargai dan melestarikan kekayaan budaya dan lingkungan di daerah tujuan wisata.

Fokus pengembangan destinasi pariwisata berkualitas di 5 DPSP mendukung penguatan faktor fundamental dalam mencapai target pariwisata.

Oleh karena itu seluruh arah pengembangan destinasi pariwisata berkualitas harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi. Penerapan prinsip-prinsip ‘Quality Tourism’ yang mencakup dua aspek krusial: supply dan demand, harus konsisten dilakukan.

Dari sisi supply, penyediaan aspek dasar pariwisata harus terpenuhi mencakup infrastruktur dasar aksesibilitas dan layanan dasar pariwisata seperti jalan, bandara jasa penerbangan dan jasa perhotelan. Selanjutnya, perlu untuk mengintegrasikan manajemen keberlanjutan, pelestarian budaya, dan kesejahteraan masyarakat lokal, termasuk melalui investasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa sumber daya alam dan budaya tetap dilindungi sambil memberikan nilai tambah kepada komunitas setempat.

Dari sisi demand, fokus pada penyediaan layanan pariwisata yang mencerminkan nilai dan keunikan lokal dan bernilai tinggi, sehingga dapat menarik wisatawan yang mencari pengalaman otentik. Peningkatan investasi berkelanjutan dan sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan enabler penting tercapainya destinasi pariwisata berkualitas di 5 DPSP.

Mendukung peningkatan investasi, promosi harus terus dilakukan, didukung oleh implementasi menyeluruh dari One Single Submission investasi.

Sebagai pendukung investasi, pembentukan Tourism Fund sebagai sumber pendanaan berkelanjutan, akan turut memfasilitasi pembiayaan kegiatan dan inisiatif pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di 5 DPSP.

Selanjutnya,untuk penguatan SDM pariwisata, pada tahap awal perlu diidentifikasi gap antara permintaan dari industri pendukung pariwisata dan suplai dari dunia pendidikan serta lembaga pelatihan.

Perlu sinergi untuk mengakselerasi penguatan pariwisata berkualitas. Keseluruhan upaya pengembangan 5 DPSP menjadi destinasi pariwisata berkualitas harus dipastikan dapat diselesaikan pada 2024.

Pencapaian target wisman dan wisnus tahun 2023 dapat menjadi indikator utama yang mencerminkan kesiapan 5 DPSP menjadi destinasi pilihan utama menyambut momentum pemulihan pariwisata global pada 2024.

Oleh karena itu, perlu kolaborasi strategi dan tujuan, serta evaluasi progres rencana aksi, antar K/L, pemerintah daerah dan industri pendukung, untuk memastikan tercapainya target wisman, wisnus, dan pengembangan pariwisata berkualitas.

Sementara itu, Tujuan diselenggarakannya Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP

Semester I Tahun 2023 dan Rapat Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata adalah sebagai sinergi untuk merumuskan strategi akselerasi pengembangan 5 DPSP yang harus diselesaikan pada 2024. Rapat akan membahas dan memutuskan lima strategi utama untuk:

a. memastikan pencapaian target kunjungan wisman, wisnus, dan integrasi BBI/PDN dengan BBWI;

b. mengakselerasi penyelesaian pembangunan 5 DPSP;

c. mengakselerasi implementasi prinsip biru, hijau dan sirkular;

d. mendorong investasi yang tepat sasaran dan pendanaan yang berkelanjutan;dan

e. mengakselerasi peningkatan kuantitas dan kualitas SDM pariwisata
dari sejumlah menteri/kepala lembaga, kepala daerah, pejabat tinggi pemerintah, dan direktur utama BUMN.

Lima Agenda Pembahasan utama pada Rakornas Percepatan Pengembangan 5 DPSP Semester I Tahun 2023 dan Rapat Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Kawasan.
Pariwisata terbagi menjadi 5 Agenda sebagai berikut:

  1. Monitoring dan evaluasi (monev) dan perumusan strategi pencapaian target pariwisata mencakup kunjungan wisman, wisnus, dan integrasi BBI/PDN dengan BBWI.
  2. Monev dan perumusan rencana aksi akselerasi pengembangan 5 DPSP

menuju destinasi pariwisata berkualitas melalui percepatan penyelesaian 101+ isu pengembangan 5 DPSP,

  1. Monev dan perumusan strategi akselerasi implementasi prinsip biru, hijau dan sirkular untuk pengembangan destinasi pariwisata berkualitas;
  2. Monev dan perumusan strategi peningkatan Investasi yang tepat sasaran dan pendanaan yang berkelanjutan pengembangan destinasi pariwisata berkualitas;

a. pemetaan gap antara kebutuhan dan ketersediaan investasi untuk pengembangan pariwisata berkualitas; dan
b. berdirinya badan pengelola Dana Pengembangan Pariwisata Indonesia.

  1. Monev dan perumusan strategi peningkatan kuantitas dan kualitas SDMpariwisata di 5 DPSP:
    a. pemetaan kebutuhan dan suplai SDM berkualitas di 5 DPSP berdasarkan jenis keterampilan;
    b. perencanaan pelatihan skill SDM untuk memenuhi gap kebutuhan dan suplai SDM; dan
    c. penguatan dan standarisasi program pelatihan SDM berkualitas lintas pemangku kepentingan.

Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Semester I 2023 dan Rapat Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata tersebut dihadiri oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno; Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas; Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah Noor; Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo; Wakil Menteri Kesehatan Dante Waksono Harbuwono; Gubernur Jateng Ganjar Pranowo; Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati; serta pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga terkait dengan pengembangan dan otoritas 5 DPSP.(***/Mesakh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *