Foto : Kepala BWSS 1 Sulawesi I Komang Sudana dan Sungai Sario yang akan dilakukan penataan
Onlinebrita.com, Manado- Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I (BWSS 1) I Komang Sudana mengakui, saat terjadi Banjir di kota Manado Sulawesi Utara 27 Januari 2023 lalu, pihaknya bersama Tim BWSS 1 langsung turun di sejumlah titik banjir untuk melalukan pemantauan dan pendataan sekaligus membantu korban bencana menyediakan perahu karet. Dan setelah air surut, BWSS 1 menurunkan beberapa excavator dan dump truk bekerjasama dengan pemerintah Kota Manado untuk pembersihan disejumlah lokasi seperti di Mahawu, Bailang serta membuka isolasi warga di daerah Kairagi karena lonsongsoran dan akses jalan tertutup.
Foto: Bantuan Perahu Karet bagi Korban banjir.
“Sampai saat ini kami masih terus berlanjut melakukan penanganan bencana, terutama pembersihan sampah dan lumpur baik di Mahawu serta rumah rumah yang terdampak. Dan, saya juga ikut mengangkat sampah dan lainnya,’’ kata I Komang Sudana dalam wawancara khusus dengan wartawan Onlinebrita.com.
Ditemui di ruang kerjanya, (Rabu 8/2} lebih lanjut I Komang Sudana mengatakan, berkaitan dengan terjadinya bencana di Kota Manado dan sekitarnya ini, setelah berkoordinasi dengan pemerintah Sulawesi Utara, BWSS 1 mengirim surat ke Kementerian PU untuk usulan dana tanggap bencana (Tanggap Darurat). Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan akibat bencana. Diantaranya untuk normalisasi sungai mahawu, bailang, tikala, sario dan juga muaranya, penanganan sementara longsoran di beberapa titik, pembersihan dan pengangkatan sampah di daerah permukiman dan juga badan sungai, melakukan pembongkaran rumah yang sudah rusak atas persetujuan penghuni dan pemkot Manado, dan pekerjaan lainya’.
Foto: Peralatan Excavator untuk membantu pembersihan.
Karena usulan dana tanggap darurat, otomatis penangnannya akan dicarikan dulu pihak kontraktor yang bersedia untuk mengerjakan terlebih dahulu, sambil menunggu turunnya dana tersebut. Mudah mudahan dalam waktu dekat ini, usulan dana tersebut bisa terealisasi. Sehingga, pembersihan dan penanganan tanggap bencana banjir ini akan secepatnya dapat dilaksanakan, sehingga sumbangsih BWSS 1 terhadap pemerintah kota Manado dan Sulut umumnya bisa optimal dengan terjadinya bencana ini, ujar I Komang Sudana menambahkan.
Menjawab pertanyaan, I Komang Sudana yang didampingi Ir Allan Kawengian , ST selaku kepala seksi Pembinaan Pelaksanaan, dan PPK OP 1 Satker operasi dan pemeliharaan SDA Sulawesi 1, H Mochammad, SE. ST. MT serta Hari Sanali. SE mengakui, untuk oprasional pendaan yang di pakai penanganan banjir saat ini masih menggunakan dana swakelolah sebanyak satu Miliar.”Dana ini digunakan sambil menunggu terealisasinya usulan dana tanggap bencana,’’ katanya.
Foto: Ka Balai BWSS 1 I Komang Sudana bersama Tim ikut membersihkan puing puing dan sampah akibat banjir.
Menyinggung antisipasi bencana banjir ke depan, I Komang Sudana mengatakan, untuk tahun 2023 ini akan dilakukan program jangka panjang penataan tiga sungai yang melintasi kota Manado, yaitu sungai Tikala, sungai Tondano (DAS) dan Sungai Sario. Program ini lewat National Urban Flood Resilience Projeck (NUFREP) bantuan bank Dunia, ketahanan penangan banjir. Dan penetapan lokasinya (Penlok) sudah ditetapkan oleh pemerintah provinsi melalui bapak Gubernur, dan saat ini sedang dilakukan pengukuran lahan. Hari ini telah dimulai dari di Tondano. Karena memang lahannya harus pengadaan dahulu kemudian dibebaskan dulu, selanjutnya di lakukan pengukuran pengadaan tanah itu oleh ATR BPN
“Prosedur untuk projek ini ada terlebih dahulu, terutama soal penyediaan lahan, dimana sesuai UU no 2 tahun 2012 dilakukan perencanaan, persiapan dengan terbitnya penlok dari Gubernur Sulut, setelah itu pelaksanaan pengadaan ole ATR BPN, appraisal oleh konsultan penilai independen, kemudian pembayaran berdasarkan daftar nominatif yang sudah divalidasi. Setelah selesai pengadaan tanah, selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi bangunan pengendali banjir,” ujar I Komang Sudana.
Foto: BWSS 1 akan terus melakukan penanganan banjir
Untuk kegiatan pembangunan melalui NUFRED loan Bank Dunia di 3 sungai yaitu Tondano, Tikala dan Sario dengan membangun tanggul (retaining wall) berdasarkan desain kurang lebih 25 sd 35 m bervariasi dengan panjang kurang lebih 7 km dari muara. Untuk aliran air dari drainse permukiman yang tidak bisa langsung mengalir ke sungai karena muka air sungai lebih tinggi akan dibangun bangunan storage sebagai penampung sementara baru dipompa ke sungai. Untuk Sungai Mahawu dan Bailang akan diupayakan kajian terlebih dahulu melalui loan Nufred.
Soal penyebab lainnya terjadinya banjir, I Komang Sudana jelaskan memang curah hujan waktu itu sangat extrim. Secara umum kalau diukur intesitasnya sekitar 300 milimeter/hari bahkan di daerah Mapanget sampai 379 milimeter/hari, sehingga terjadi luapan air di sungai Mahawu, Bailing dan Tikala, Sario, Malalayang serta beberapa anak sungai lainnya. Sedangkan Sungai Tondano, bisa dikendalikan dengan menutup pintu dan airnya dialihkan ke bendungan Kuwil. Namun penutupan bendungan kuwil terus dipantau dengan memparhatikan keamanan bendungan. Penutupan pintu Bendungan Kuwil itu setelah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Walikota Manado dan Gubernur Sulut.(*)
Editor : Jimmy Senduk