Onlinebrita.com, Jakarta- Langkah Indonesia menghentikan pengiriman tenaga kerja ke Malaysia diperkirakan akan memperburuk situasi di sektor kelapa sawit yang harganya saat ini mul ai turun, kata Persatuan Petani Kecil Malaysia (PKPKM).
Wakil presidennya, Adzmi Hassan mengatakan kepada FMT, pembekuan tersebut diperkirakan akan mempengaruhi hasil panen industri kelapa sawit yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing.
“Fluktuasi harga kami normal, tetapi karena tidak ada pekerja asing yang akan memanen, pendapatan petani sangat terpengaruh, akibatnya seperti sudah jatuh ditimpa tangga,” katanya seperti dikutip Free Malaysia Today, Jumat, 15 Juli 2022.
“Buah kelapa sawit yang seharusnya dipanen antara hari ke-12 hingga hari ke-15 harus diperpanjang menjadi 15 hingga 20 hari saat ini, bahkan beberapa petani harus panen sebulan sekali karena tidak ada pekerja,” katanya.
Bahkan beberapa petani harus membiarkan buah kelapa sawit membusuk.
Adzmi, yang juga mengelola kebun sawitnya sendiri, mengaku sulit mendapatkan pekerja untuk memanen hasil kebun karena kontraktor tidak menawarkan tenaga kerja asing untuk itu.
Hal ini, kata dia, menyebabkan buah kelapa sawit yang dipanen kualitasnya kurang baik karena telah melewati masa panen, yang pada gilirannya mengakibatkan pendapatan mereka menurun tajam.
“Ketika ada kekurangan tenaga kerja, siklus panen harus diperpanjang dan ini merugikan petani kecil. Kalau tenaga kerja cukup, kalaupun harga sawit turun, tidak masalah, asal kita bisa menjaga siklus panen buah sawit setiap dua minggu sekali.
Indonesia mengumumkan penghentian sementara pengiriman tenaga kerja ke Malaysia, termasuk ribuan tenaga kerja yang direkrut untuk sektor perkebunan, menyusul pelanggaran perjanjian perekrutan yang ditandatangani kedua negara.
Pembekuan ini merupakan pukulan terbaru bagi Malaysia—produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia yang saat ini menghadapi kekurangan sekitar 120.000 pekerja—yang menyebabkan industri tersebut kehilangan pendapatan RM28 miliar atau Rp94,5 triliun tahun ini karena tandan buah segar tidak dipanen.
Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Ida Fauziyah, menyatakan Indonesia menghentikan sementara penempatan pekerja migran Indonesia ke Malaysia karena negara jiran tidak mengikuti kesepakatan dalam MoU untuk menerapkan sistem satu kanal (one channel system) pada 1 April 2022.
Ida Fauziyah dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis malam, mengatakan kedua negara telah menandatangani MoU tentang Penempatan dan Pelindungan PMI Sektor Domestik di Malaysia pada 1 April 2022 yang menyatakan penempatan lewat sistem satu kanal sebagai satu-satunya cara menempatkan PMI sektor domestik ke Malaysia.((f/*)