OnlineBrita.Com, BMR – Warga Tionghoa Kota Kotamobagu berkumpul di pemakaman Tionghoa di Kelurahan Kotabangon Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu untuk memperingati Ceng Beng, atau Qing Ming, sebuah tradisi yang sangat dihormati dalam budaya Tionghoa. Jumat 5 April 2024
Acara ini dipimpin oleh Rohaniawan Fredy Nangoy, yang memulai ritual dengan doa pembukaan kepada Tuhan yang Maha Esa di rumah sembahyang
Ritual Ceng Beng kemudian sembahyang kepada altar Tu Ti Kong, dewa penjaga bumi dalam kepercayaan Tionghoa, dan dilanjutkan dengan penghormatan kepada altar leluhur.
Pentingnya perayaan ini tidak bisa diabaikan, karena merupakan wujud rasa syukur kepada orang tua dan leluhur yang telah berjasa bagi kehidupan kita.
Raymond Laepranata, yang akrab disapa Ko Emon, seorang pengusaha kandang ayam dan salah satu petugas sembahyang, menekankan pentingnya peringatan Ceng Beng sebagai teladan bagi generasi muda untuk menghargai orang tua dan leluhur mereka.
Menurutnya, orang tua telah melakukan banyak pengorbanan dalam membesarkan dan mendidik kita, dan peringatan Ceng Beng adalah cara kita untuk menghargai jasa mereka.
“Perlu pendidikan dari keluarga untuk terus melestarikan budaya Ceng Beng,” tambahnya. Ini menunjukkan pentingnya nilai-nilai tradisional yang ditransmisikan dari generasi ke generasi dalam memelihara warisan budaya yang berharga.
Di Kota Kotamobagu, puncak peringatan Ceng Beng dirayakan setiap tanggal 5 April dengan ziarah ke makam orang tua dan leluhur.
Bahkan, beberapa warga sudah mulai berziarah sepuluh hari sebelum dan sesudah puncak perayaan ini, menunjukkan betapa dalamnya rasa penghormatan dan kebersamaan dalam budaya ini.
Peringatan Ceng Beng tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap akar budaya dan keluarga.
Melalui kegiatan ini, nilai-nilai keluarga, penghargaan terhadap leluhur, dan kesadaran akan warisan budaya terus diperkuat, membentuk pondasi yang kuat bagi masyarakat Tionghoa di Kota Kotamobagu. (*)