ONLINEBRITA.COM, KOTAMOBAGU – LSM Lembaga Pemantau Pelayanan Pubik Totabuan (LP3T) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Kotamobagu kerja sama melaksanakan kegiatan Seminar dan Diskusi Kebudayaan Bolaang Mongondow, didukung penuh oleh Balai Pelestarian Budaya Wilayah XVII Provinsi Sulawesi Utara
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Kotamobagu Anki Taurina Mokoginta, ST. ME sekaligus memberikan materi
Pembawa acara, Octaviany Maluegha, S.Si, mengajak seluruh peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, menumbuhkan rasa nasionalisme sebelum masuk ke inti kegiatan.
Ketua Panitia, Reza D. Wullur, memberikan laporan kegiatan yang menjelaskan tujuan utama dari seminar ini, yaitu untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Bolaang Mongondow
Sebelum masuk ke sesi materi, peserta disuguhkan atraksi Tarian Dana-Dana dari Sanggar Seni Budaya binaan Kordinator Bidang LSM LP3T, Christian Sepang. S.Th
Dengan menampilkan Ibu Yelly Jacob – Manalib, Kharin Sepang, dan Shella Piloto memukau hadirin dengan gerakan yang lugas dan penuh makna, menggambarkan jiwa dari lagu pantun Bolaang Mongondow.
Narasumber Irawati Usman, SS, memberikan paparan mendalam mengenai sejarah dan filosofi Tarian Dana-Dana. Beliau menjelaskan betapa pentingnya tarian ini sebagai bagian dari identitas budaya Bolaang Mongondow yang harus dijaga agar tidak hilang ditelan arus modernisasi.
“Tarian Dana-Dana bukan sekadar hiburan, tetapi sebuah bentuk ekspresi yang kaya akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal” ujarnya
Diskusi yang dipandu oleh Sekretaris Umum LP3T, Irawan Damopolii, SH, berlangsung dengan hangat. Dengan gaya khasnya, Irawan mampu mengajak 30 peserta yang terdiri dari ormas kepemudaan dan pemuda gereja untuk aktif berpartisipasi, berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam melestarikan budaya lokal di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Monitoring dari Balai Pelestarian Budaya yang diwakili oleh Wenny Wuisan, SS, MSi, memberikan penilaian positif terhadap jalannya acara ini. Wuisan menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam menjaga agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka, sekaligus memotivasi untuk terus melestarikan dan mempromosikan warisan budaya kepada publik.
Seminar ini berhasil menghidupkan kembali semangat untuk melestarikan Tarian Dana-Dana di tengah arus teknologi, yang mana Tarian Dana-Dana adalah salah satu bentuk kekayaan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur dan kearifan lokal tetap hidup memberi inspirasi generasi muda. (David )