ONLINEBRITA.COM, KOTAMOBAGU – Dalam rangka menyambut perayaan Paskah 2025, Gereja GMIBM Jemaat Pniel Gogagoman menggelar lomba Masamper antar kolom sebagai wujud perayaan yang tak hanya sarat makna spiritual, tetapi juga kental dengan nilai budaya.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Sabtu 19 April nanti akan menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat kebersamaan dan pelestarian tradisi Masamper, khususnya di kalangan generasi muda.
Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ), Pdt. Nixon Manoppo, M.Th melalui Ketua Panitia, Fernando Mangkay, menjelaskan bahwa lomba ini diselenggarakan sebagai bagian dari penghayatan makna Paskah serta penggalangan dana untuk pembangunan aula gereja. “Kegiatan ini bukan hanya menyambut hari besar keagamaan, tapi juga mempererat kebersamaan antar kolom di jemaat,” ujar Fernando.
Meski bersifat internal, panitia membuka pintu bagi masyarakat umum untuk hadir sebagai penonton dan menikmati pertunjukan seni budaya yang sarat makna. Lomba ini diikuti oleh tujuh kolom yang masing-masing diperkenankan menggunakan maksimal empat penyanyi dari luar jemaat (transfer). Beberapa kolom bahkan menghadirkan anggota dari grup Masamper unggulan seri A1 yang berasal dari Manado dan Bitung.
Inspektur Pertandingan, Mardianto Manarat, menambahkan bahwa lomba ini dinilai oleh tiga juri ternama asal Sulawesi Utara: Max Galatang, Sondak Meluwu, dan Amos Gama Kakomba, S.Sos. “Kehadiran para juri profesional ini memberikan nilai lebih pada lomba, sekaligus memastikan kualitas seni yang ditampilkan tetap terjaga,” ungkapnya.
Sebagai tokoh muda Nusa Utara di Kota Kotamobagu, Manarat juga menekankan bahwa Masamper bukan hanya tradisi musik vokal, tetapi juga kaya akan nilai-nilai rohani dan kebersamaan. “Lewat lomba ini, kami ingin generasi muda tidak hanya mengenal, tapi juga mencintai warisan budaya dan memahami makna Paskah secara lebih mendalam,” tambahnya.
Dengan semangat Paskah dan cinta budaya, Gereja GMIBM Jemaat Pniel Gogagoman menegaskan komitmennya untuk terus menanamkan nilai-nilai iman Kristen sekaligus menjaga warisan budaya lokal. (David)