Bertepatan Tahun Yubileum, Besok Tanggal 5 Maret Umat Katolik Mulai Masa Prapaskah (Puasa), Ini Aturan dan Jadwal 2025

ONLINEBRITA.COM, MANADO – Besok 5 Maret 2025, seluruh umat Katolik di Sulawesi Utara, bahkan diseluruh dunia akan memasuki masa Prapaskah sebagai bagian dari perjalanan iman menuju perayaan Paskah. Masa ini menjadi kesempatan bagi umat untuk merenungkan kehidupan sebagai peziarah di dunia, berbalik dari dosa, dan memperdalam relasi dengan Tuhan. Melalui puasa, pantang, doa, dan amal kasih, umat diajak untuk menata kembali hidup rohani, menumbuhkan pertobatan sejati, serta meneguhkan pengharapan di tengah tantangan zaman. Lantas, puasa Katolik 2025 mulai tanggal berapa?

Masa Prapaskah 2025 juga bertepatan dengan Tahun Yubileum yang memberikan kesempatan bagi umat untuk memperoleh rahmat Indulgensi penuh sebagai bagian dari pembaruan iman. Dalam terang harapan Kristiani, peziarahan hidup ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin menuju Allah Bapa. Dengan menjalani masa puasa dan pantang dengan sungguh-sungguh, umat diundang untuk semakin tekun dalam doa, peduli terhadap sesama, dan berperan aktif dalam membangun dunia yang lebih baik.

Mari kita cari tahu jadwal serta aturan puasa Katolik 2025 pada masa Prapaskah dengan menyimak penjelasannya

Puasa Katolik pada tahun 2025 dimulai pada hari Rabu Abu, 5 Maret 2025, yang menjadi awal Masa Prapaskah. Puasa ini juga dilaksanakan kembali pada hari Jumat Agung, 18 April 2025 sebagai bentuk peringatan sengsara dan wafat Yesus Kristus.

Selain hari puasa, umat Katolik juga diwajibkan untuk menjalankan pantang, yaitu menghindari makanan tertentu, terutama daging. Hari pantang dalam Masa Prapaskah 2025 berlangsung setiap hari Jumat, mulai dari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Dengan demikian, hari pantang di tahun 2025 jatuh pada:

  • Rabu Abu: 5 Maret 2025
  • Jumat Pertama: 7 Maret 2025
  • Jumat Kedua: 14 Maret 2025
  • Jumat Ketiga: 21 Maret 2025
  • Jumat Keempat: 28 Maret 2025
  • Jumat Kelima: 4 April 2025
  • Jumat Keenam: 11 April 2025
  • Jumat Agung: 18 April 2025

Pada masa Prapaskah, ada beberapa aturan yang berlaku bagi umat Katolik. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Peraturan puasa dan pantang dalam Gereja Katolik telah ditetapkan berdasarkan Kanonik 1249-1253 dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983, serta Ketentuan Pastoral

Puasa dalam Gereja Katolik berarti makan hanya sekali dalam sehari, dengan diperbolehkan makan ringan dua kali, selama Rabu Abu dan Jumat Agung. Aturannya adalah sebagai berikut:

  • Puasa ini wajib bagi umat Katolik yang telah berusia 18 tahun hingga awal tahun ke-60 (sekitar usia 59 tahun).
  • Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau pekerjaan berat yang membutuhkan energi lebih, puasa dapat disesuaikan dengan keadaan masing-masing.

Pantang berarti menghindari makanan tertentu, khususnya daging atau makanan lain yang sangat disukai. Aturan pantang dapat kita lihat di bawah ini.

  • Pantang berlaku pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat dalam Masa Prapaskah.
  • Pantang wajib bagi umat Katolik yang telah berusia 14 tahun ke atas.
  • Selain daging, umat dapat memilih bentuk pantang lain yang bermakna, seperti menghindari makanan kesukaan, menahan diri dari konsumsi berlebihan, atau mengurangi kebiasaan tidak baik.

Selain menjalankan puasa dan pantang, umat Katolik juga diajak untuk memperdalam pertobatan dan matiraga selama 40 hari Masa Prapaskah. Beberapa bentuk yang dianjurkan meliputi:

  • Menentukan bentuk pantang yang lebih bermakna dalam kehidupan pribadi, keluarga, atau komunitas.
  • Mengurangi konsumsi makanan berlebih dengan memilih makanan sederhana dan tidak berlebihan.
  • Memperbanyak doa dan ibadah, seperti membaca Kitab Suci, mengikuti renungan APP, ibadat Jalan Salib, pengakuan dosa, dan meditasi.
  • Mewujudkan aksi kasih dengan berbagi kepada sesama, terutama mereka yang membutuhkan.

Puasa dan pantang dalam tradisi Katolik bukan hanya sekadar menahan lapar dan menghindari makanan tertentu. Lebih dari itu, puasa dan pantang memiliki makna yang lebih dalam untuk pertumbuhan iman dan pembaruan diri. Berikut adalah beberapa makna utama dari puasa dan pantang Katolik yang dikutip dari buku Percik Firman Tuhan tulisan Y Gunawan, Pr.

Puasa dan pantang dalam tradisi Katolik bukan hanya tentang mengurangi makan dan minum, tetapi lebih kepada mengendalikan keinginan diri. Dengan menahan diri dari makanan tertentu atau kebiasaan yang berlebihan, umat Katolik belajar untuk hidup lebih sederhana. Berpuasa dan pantang juga membantu membangun disiplin pribadi dan menata kehidupan dengan lebih baik.

Dengan berpuasa, seseorang diajak untuk lebih memusatkan perhatian kepada Tuhan. Saat tubuh lebih ringan karena tidak berlebihan dalam makan dan minum, hati pun lebih mudah diajak untuk merenungkan firman Tuhan. Hal ini membantu dalam meningkatkan kualitas doa dan hubungan dengan Allah.

Puasa dan pantang mengajarkan umat untuk tidak terikat pada kenikmatan duniawi yang berlebihan. Dengan membatasi konsumsi makanan atau kesenangan lainnya, seseorang berlatih untuk tidak selalu mengikuti hawa nafsunya. Lebih jauh, puasa dan pantang juga membantu dalam membentuk sikap hidup yang lebih rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri.

Masa Prapaskah adalah waktu khusus bagi umat Katolik untuk merenungkan hidupnya dan bertobat dari dosa-dosanya. Puasa dan pantang menjadi bentuk nyata dari kesadaran akan kesalahan serta niat untuk berubah menjadi lebih baik. Ini adalah kesempatan untuk kembali kepada Tuhan dengan hati yang lebih bersih dan tulus.

Dengan mengurangi konsumsi makanan dan kesenangan pribadi, umat diajak untuk lebih peduli terhadap mereka yang kekurangan. Uang yang dihemat dari puasa dan pantang dapat digunakan untuk membantu orang miskin melalui Aksi Puasa Pembangunan (APP) atau kegiatan sosial lainnya.

Saat seseorang membatasi kesenangan duniawi, ia akan lebih menghargai hal-hal sederhana dalam hidup. Puasa dan pantang mengajarkan untuk tidak mengambil segala sesuatu secara berlebihan dan melihat betapa berharganya makanan, waktu, dan berkat yang telah diterima. Dengan begitu, seseorang lebih bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Yesus sendiri berpuasa selama 40 hari di padang gurun sebelum memulai pelayanan-Nya. Dengan berpuasa dan berpantang, umat Katolik mengikuti jejak Yesus dalam berkorban dan menaati kehendak Allah. Ini menjadi latihan spiritual yang mendekatkan seseorang kepada Tuhan dan memperkuat iman dalam menjalani kehidupan.

Sekian penjelasan lengkap mengenai puasa Katolik 2025, beserta jadwal, aturan, dan maknanya. Semoga bermanfaat! (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *