Carut Marut Jelang Pilkada 2024, Pdt Surentu: Jauhi Sentimen Politik Fitnah dan Black Campaign

Foto: Hamba Tuhan Pdt Simon Surentu STh dan Pdt Atius Kenelak STh.

ONLINEBRITA.COM, TOMOHON – Genderang Pilkada Tomohon kini mulai ditabuh. Tim suķses setiap Paslon sejak pendaftaran jagoan mereka ke KPU, strategi sentimen Politik fitnah dan black campaign semakin bergemuruh kencang pengaruhi persepsi publik.

Tak dipungkiri, lontaran perkataan keji, kotor, makian bahka fitnah dan kampanye hitam pun mulai bermunculan hiasi ruang Sosmed.

Diketahui, black campaign, atau kampanye hitam, adalah strategi politik kotor yang bertujuan untuk merusak reputasi dan kredibilitas lawan politik.

Kampanye ini dilakukan dengan menyebarkan informasi bohong, fitnah, dan propaganda negatif untuk menjatuhkan kandidat dan memengaruhi opini publik.

Tak pelak, fenomena carut marut dan benang kusut jelang Pilkada 2024 ini, ternyata mendapat tanggapan berupa siraman rohani suara kenabian dari para pemuka Agama di daerah ber-ikon Kota Religius ini.

“Perbedaan politik merupakan anugerah bagi kita semua. Karena itu, tidak perlu menjadi peluang untuk saling menjatuhkan, fitnah, menyebarkan Hoax, apalagi menimbulkan sentimen politik secara personal,” kata Pdt Simon Surentu STh, Selasa (03/09/2024).

Menurut Pdt Simon, Pilkada merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan siapa Pemimpin yg di kehendaki rakyat untuk memimpin daerah, yang lebih baik, dan lebih maju.

“Jadi kita saling menghargai pilihan Politik, sambil menempatkan prinsip-prinsip dasar hidup bersama dengan segala keragaman, sehingga momen Pilkada tetap berada pada tatanan Demokrasi yang baik” ujar Ketua FKUB Kota Tomohon ini.

Sembari menambahkan, sebagai orang beriman kasih yang diutamakan, bukan suka berprasangka buruk terhadap sesama.

Hal senada, dikemukakan oleh seorang Gembala Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Pdt Atius Kenelak STh, bahwa Allah memberikan kepada manusia yaitu hak kebebasan untuk menguasai bumi.

“Namun, ada satu hal yang dilarang yaitu dosa. Karena itu jangan memfitnah atau mengucapkan saksi dusta tentang sesama kita (Kel. 20 : 16),” ucap Pdt Atius.

Menurut dia, sebaiknya kita saling mengasihi satu sama yang lain, seperti Firman Tuhan terdapat di dalam pembacaan Alkitab Matius 22 : 37 – 40.

“Seperti Kristus telah mengasihi kita menjadi tebusan dosa manusia sampai mati diatas kayu salib (Fil. 2 : 8),” terangnya.

“Kita percaya bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Sehingga segala sesuatu yang terjadi semua dalam rancangan dan rencana Tuhan yang terbaik,” kuncinya.(*jop)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *