PLN – MDA Ajak Warga Tertib Layangan Selama HLF – MSP dan IAF 2024

ONLINEBRITA.COM, Bali – Bendesa adat dan pecalang desa adat diberikan sosialisasi bahaya layang-layang oleh PT PLN (Persero) dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali. Mereka mendapatkan penjelasan soal peran serta warga yang dibutuhkan untuk menyukseskan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024.
Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I GAK Kartika Jaya Seputra mengatakan permainan layang-layang memang menjadi salah satu kearifan lokal. Serta merupakan budaya di Bali.

Menurutnya, permainan yang dilakukan ketika dahulu memiliki nilai filosofis yang kental akan budaya Bali. Namun, kini layang-layang bertransformasi, mulai dari bentuk hingga ukuran dan bahan benang yang berisiko membahayakan.


“Dahulu Bali merupakan daerah yang agraris, sehingga permainan layang-layang itu dinaikkan pada saat panen. Sekarang permainan layang-layang sudah sangat berkembang dan bertransformasi begitu cepat,” kata Kartika dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/8/2024).

Dia menjelaskan dahulu juga tak ada jaringan listrik, telepon, pesawat, maupun helikopter. Sehingga untuk bermain layang-layang saat ini tak hanya sekadar melestarikan kearifan lokal saja. Namun, juga harus berhati-hati agar tidak membahayakan diri sendiri maupun pihak lain.


“Kegiatan internasional di Bali ini tentu menjadi bagian penting dari kita semua. Mari kita jaga supaya aman kegiatan dan demi nama baik Bali dan negara kita,” ujar Kartika.

Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali Hamidi Hamid menjelaskan PLN tengah melakukan kesiapan untuk memastikan pasokan listrik dapat tersalurkan dengan andal tanpa kedip. Menurutnya, hal ini juga membutuhkan andil dari warga untuk bekerja sama dengan tertib bermain layang-layang.

PLN mencatat hingga Agustus 2024, terdapat 39 kali kejadian gangguan pada jaringan listrik yang diakibatkan oleh layang- layang. Menurutnya, hal ini berdampak terhadap layanan kelistrikan yang diterima oleh pelanggan serta sangat berisiko tinggi membahayakan masyarakat.

Hamidi berharap agar warga sama-sama peduli untuk meminimalisir risiko gangguan akibat layang-layang selama tanggal 1 – 3 September 2024 saat pelaksanaan event internasional mendatang. Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Bali Made Gita menuturkan gangguan akibat layang-layang dan petir menjadi penyebab gangguan eksternal yang banyak ditemui di Bali.

Dia menjelaskan penurunan gangguan layang- layang masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Menurut Hamidi, apabila listrik padam di Bali yang komplain tak hanya orang Bali. Namun, juga orang dari berbagai negara karena Bali menjadi wajah Indonesia, sehingga sangat penting menjaga citra Bali.

“Dampak terputusnya pasokan listrik yang dirasakan oleh pelanggan rumah tangga berupa kedip, namun akan terasa signifikan di pelanggan bisnis seperti perhotelan dan putusnya aliran listrik ini tentunya akan merugikan negara,” beber Hamidi.

Dia lalu menuturkan untuk mengawal kelistrikan di dua event internasional tersebut PLN menurunkan sebanyak 350 personel di seluruh Bali untuk melakukan patroli.

Sementara itu, Bendesa Agung Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan Bali selalu menjadi pilihan sebagai tuan rumah berbagai event. Hal ini berdampak positif bagi kesejahteraan warga Bali. Dia menyebut sejak dulu, warga Bali selalu mendukung dan menyukseskan event nasional dan internasional yang diadakan di Bali.

“Itulah kenapa kita harus menjaga, semuanya kita lakukan untuk Bali, untuk Indonesia. Di tangan-tangan bendesa inilah nasib Bali dan nasib Indonesia,” tandasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *