Warga Leilem Mual Pusing, Ledakan Sumur Bor PGE Diduga Semburkan Gas Beracun

Foto: Aksi warga Desa Leilem di lokasi Cluster 13 Kelurahan Tondangow – Tomohon Selatan, Sabtu (23/03) pukul 23.30 Wita.

Onlinebrita.com, Tomohon – Warga Desa Leilem Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa dikagetkan dengan adanya ledakan yang bersumber dari Sumur Bor PGE di Kelurahan Tondangow Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon, pada Sabtu (23/03/2024) sekira pukul 22.30 WITA.

Rico Lontaan, salah satu warga Leilem kepada Onlinebrita.com, Minggu (24/03) mengaku kaget lantaran ledakan yang membuat gendang telinga berdenging, hingga banyak warga yang sulit untuk tidur.

“Kepanikan makin bertambah, setelah banyak warga dan tetangga rame-rame keluar dari rumah dan berkumpul di depan jalan, bertanya tanya apa yang terjadi,” ujar Lontaan.

Dari guncingan warga, katanya ada Sumur Bor yang bocor, hingga otomatis tak heran warga Leilem pun ikut panik serta ketakutan.

“Sempat terdengar bunyi ledakan1 kali saat kejadian, dan disusul kemudian aroma bau busuk yang sangat menyengat,” katanya.

Ia mengaku langsung tahu, bahwa suara tersebut bersumber dari ledakan gas alam dari Sumur Bor PGE Cluster 13 di Kelurahan Tondangow, yang berjarak dekat dengan pemukiman warga Desa Leilem.

“Bunyi ledakan serta bau busuk yang menyengat dari Semburan Gas Sumur Bor itu, sempat membuat puluhan warga Leilem yang terdampak merasa mual-mual dan pusing,” singkat cerita Lontaan.

Terpisah, salah satu aktivis lingkungan asal Tondangow Royen Wawoh menjelaskan, sekira 15 menit setelah ledakan, aksi puluhan warga Desa Leilem mendatangi lokasi Sumur Bor PGE Cluster 13, pertanyakan kejadian itu.

“Menurut saya, bau busuk yang menyengat itu, diduga kuat akibat Semburan Gas yang mengandung racun Hidrogen Sulfide (H2S). Jadi, apabila seseorang terpapar dengan H²S, maka akan merasa mual dan pusing,” ungkapnya.

Hal ini patut diwaspadai oleh warga yang bermukim disekitar titik eksplorasi Panas Bumi, seperti Tondangow, Pangolombian, Lahendong, Kasuratan, Leilem dan Tompaso.

“Herannya, kejadian semalam hingga saat ini belum muncul keterangan resmi dari pihak PT Pertamina Geothermal Energi (PGE), kenapa yah?,” ujarnya.

Ia pun menjelaskan, bisa menjadi ancaman serius bagi warga yang tinggal di sekitar titik Eksplorasi Sumur Bor Panas Bumi PGE, karena tidak mengetahui dampak negatifnya.

“Bagi warga yang terpapar disekitar titik eksplorasi yang mencium bau seperti itu dianggap hal biasa, padahal ini sangat berbahaya dan beresiko tinggi untuk kesehatan,” terangnya.

Sembari mengadu, seolah-olah “dibunuh” secara perlahan-lahan, karena yang berdomisili di area Panas Bumi tidak memiliki jaminan hidup untuk masa depan dari PT PGE,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakan, kejadian semalam itu yang paling terdampak adalah masyarakat Desa Leilem.

“Memang karena arah angin semalam ke Leilem, jadi ledakan dan bau yang menyengat itu dirasakan langsung dan dialami oleh masyarakat Leilem,” sebutnya.

Menurutnya, warga Tondangow hanya terkena shock berat akibat dari ledakan itu, karena sudah trauma dengan kejadian waktu lalu hingga memakan korban.

Terpantau, sejumlah personil Brimob Polda Sulut turun ke lokasi eksplorasi Sumur Bor Panas Bumi Cluster 13 di Kelurahan Tondangow, melakukan penelusuran terjadi ledakan serta semburan Gas tersebut, Minggu (24/03).

Sementara, Sekjen Jaga Geothermal Indonesia (JGI) Benedictus Agus Nugroho SIP ketika diminta tanggapannya menyebutkan, Eksplorasi Panas Bumi adalah proyek Strategis Nasional yang harus dioptimalkan.

“Meskipun Proyek Nasional, namun harus memperhatikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang ada disekitar area Geothermal tersebut,” tegasnya.

Dikatakannya, PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) harus menyiapkan teknologi ramah lingkungan, agar meminimais dampak buruk bagi masyarakat sekitar.

“Yah, memang harus seperti itu, untuk pengembangan Potensi Sumper Panas Bumi harus menyiapkan Teknologi Ramah Lingkungan,” singkatnya.

Dibagian lain, upaya konfirmasi Onlinebrita.com terkait masalah ini, mengalami jalan buntu alias tak direspon oleh pihak PT Pertamina Geothermal Energi.(*jopa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *