Walikota Caroll : Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitive, Target Turunkan Prevalensi Stunting

Foto: Kegiatan Rembuk Stunting di AAB Guest House Tomohon, Senin (18/03).

Onlinebrita.com, Tomohon – Pemerintah Kota Tomohon menggelar Rembuk Stunting Percepatan Penurunan Stunting Kota Tomohon tahun 2024, di AAB Guest House Tomohon, Senin (18/03/2024).

Walikota Kota Tomohon Caroll J A Senduk SH dalam sambutan menegaskan, sebagai salah satu komitmen Pemerintah dalam menurunkan angka stunting, maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021.

Dalam rangka Penurunan Percepatan Stunting di Kota Tomohon, Pemerintah melakukan perencanaan yang berkualitas dan terintegrasi agar kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai tujuan Pemerintah.

“Penurunaan stunting pada Balita adalah sasaran utama Pemerintah, termasuk upaya dalam Penurunan Angka Stunting dapat menyeluruh baik pada perencanaan,” tegas Walikota.

Pada Tahun 2021, yang menjadi Lokus hanya 4 Kab/Kota, tapi di tahun 2022 sampai sekarang ini 15 Kab/Kota yang ada di Provinsi Sulut menjadi lokus untuk konvergensi penurunan stunting termasuk di Kota Tomohon.

Penanganan Stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitive yang di fokuskan pada seribu hari pertama kehidupan.

Bahkan, intervensi gizi spesifik adalah peningkatan gizi dan kesehatan, sedangkan intervensi gizi sensitive adalah intervensi penyedia seperti air bersih, sanitasi, dan sebagainya.

“Intervensi gizi sensitive memiliki kontribusi yang besar dalam percepatan penurunan angka stunting,” ujar Caroll Senduk.

Kemiskinan, Kesehatan, Sanitasi dan Lingkungan adalah faktor yang menyebabkan angka stunting meningkat, pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah juga mempengaruhi stunting terhadap balita.

Karakteristik ibu saat hamil, keadaan sosial ekonomi masyarakat, keadaan lingkungan dan kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap angka stunting pada balita.

Dikatakannya, stunting sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak dan juga terhadap perkembangan kualitas manusia kedepannya.

“Stunting berpengaruh terhadap perkembangan otak, kecerdasan dan edukasi menjadi tidak optimal,” terangnya.

Pemerintah Kota Tomohon mengajak kepada seluruh masyarakat agar dapat terlibat dalam percepatan penurunan stunting dan meningkatkan gizi anak.

Pemerintah Kota Tomohon juga berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan stunting dengan melakukan aksi konvergensi agar angka stunting di Kota Tomohon dapat menurun.

Kesempatan itu, Walikota Tomohon membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting tersebut.

Sebelumnya, Kepala BAPELITBANGDA Kota Tomohon Inggrit Palit SPT MM menjelaskan, Rembuk Stunting adalah salah satu kegiatan dari 8 aksi konvergensi.

Dalam penjelasannya, bahwa maksud dan tujuan Rembuk Stunting yaitu;

  1. Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kota Tomohon untuk Pencegahan, Penanganan dan Percepatan Penurunan Stunting.
  2. Mengidentifikasi rencana dan kegiatan intervensi untuk pencegahan penurunan dan percepatan stunting secara terintegrasi.
  3. Penyusunan rencana kegiatan maupun sub-kegiatan dari Perangkat Daerah untuk percepatan penurunan stunting.

Hadir, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulut Ir Diano Tino Tandayu MErg, Ketua TP-PKK Kota Tomohon Drg Jeand’Arc Senduk-Karundeng selaku Wakil Ketua TPPS Kota Tomohon, Wakil Ketua DPRD Kota Tomohon Erens Keren AMKL, Wakapolres Tomohon Kompol Parura Amping STh.

Dan dihadiri juga, mewakili Dandim 1302 Minahasa, Danramil Tomohon, Kapten Armed Zadrak Charles Sonlay, Sekretaris BAPPEDA Provinsi Sulut Drs James Kewas MSi, Jajaran Pemerintah Kota Tomohon, Pdt Olva Moningka STh, seluruh Peserta dan Insan Pers.(*/jp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *