Foto : Wagub Steven Kandouw saat memberikan sambutan
Onlinebrira.com, Tomohon — Luat biasa hebat, Sulawesi Utara terus mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun ini akan dibangun rumah susun (Rusun) Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT). Dimana peletakan baru pertama dilakukan Senin (8/1).
Ibadah dipimpin oleh Pdt DR Djoli Sondakh MTh, Wakil Ketua Bidang Ajaran dan Tata Gereja Sinode GMIM, dan dihadiri Rektor UKIT Pdt DR Arthur Rumengan, para pengurus BPMS GMIM serta para ketua wilayah GMIM. Turut hadir juga Kadis Perkimtan Sulut Alexander Wattimena, perwakilan Pemkot Tomohon, serta jajaran Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw yang hadir dalam agenda ini dalam sambutannya pertama-tama mengapresiasi upaya dan perjuangan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I Recky Walter Lahope sehingga Rusun UKIT ini bisa terwujud.
“Rusun ini sudah menjadi yang ke-2 untuk UKIT. Luar biasa perjuangan Pak Kepala Balai yang berhasil merealisasikan Rusun ini,” ujar Wagub sembari menyampaikan salam hormat Gubernur Olly Dondokambey untuk jajaran Kementerian PUPR atas direalisasikannya usulan-usulan infrastruktur untuk masyarakat Sulut, termasuk Rusun UKIT ini. “Sudah banyak yang dibangun di Sulut. Ada Rusun ASN Pemprov, Rusun Kejati, Rusun IAIN, Rusun pesantren, dan yang sedang on progress ada Rusun Kejati 2,” tambah Wagub.
Wakil Ketua Pengembangan Sumber Daya dan Diakonia (PSDD) Sinode GMIM itu juga menyentil lima hal berkaitan dengan pembangunan Rusun untuk mahasiswa UKIT ini. Pertama menekankan perihal komitmen penerima manfaat, dalam hal ini UKIT. Yakni status tanah jelas, penerimanya (institusi) jelas.
“Paling tidak memiliki nilai tambah sesuai dengan resiprositas dengan program Kementerian PUPR tentang pemukiman lingkungan tempat tinggal yang up to date. Sekarang, kan, vertikal. Hampir tidak ada lagi yang landed house atau horizontal,” katanya
Yang kedua, Wagub melanjutkan, perihal komitmen penerima manfaat untuk menjaga dan memelihara aset bantuan pemerintah pusat ini.
“Harus sukses membangun, sukses juga merawat. Banyak contoh pembangunan yang hanya bangun saja tapi tidak diperlihara, sehingga rusak percuma apa yang dibangun. Sustainibility yang paling penting,” tukasnya.
Wagub juga menyentil soal kemanfaatan Rusun UKIT 2 ini. Menurutnya perlu ada hilirisasi dalam pengelolaan Rusun ini.
“Leverage-nya atau istilah lain hilirisasi harus ada. Artinya ada usaha-usaha lain untuk menopang pengelolaan. Misalnya laundry, kafetaria, dan usaha lain,” kata Wagub.
Hal penting juga disentil Wagub juga adalah akuntabilitas. “Baik pembangunan maupun pengelolaan harus terbuka. boleh diakses oleh siapa saja. Akuntabel sudah harus jadi way of life, termasuk oleh Gereja,” tukasnya.
Di akhir sambutan Wagub meminta BP2P agar memanfaatkan bengkel pertukangan kayu yang ada di samping lokasi proyek. “Tadi saya dengar bahwa akan ada pengadaan meubelair 1,5 miliar. Di belakang ada pabrik mebel. Contohnya di depan itu, mejanya murah dan bagus. Ini namanya leverage juga,” kata Wagub.
Sebelumnya Kepala BP2P Sulut I Recky Lahope dalam laporannya membeber bahwa Rusun ini dibiayai APBN tahun jamak 2023-2024 senilai Rp12,65 miliar. “Akan dikerjakan 240 hari sesuai kontrak,” ungkapnya.
Rusun ke-2 yang dibangun untuk UKIT ini, jelas Recky, berkonstruksi tiga lantai dengan 43 unit kamar bertipe 24. “Nantinya bisa menampung 172 orang, karena akan diisi tempat tidur susun dua buah atau setiap kamar bisa menampung empat orang,” ungkapnya.
Untuk pengawasan pekerjaan, Recky meminta pihak UKIT menyiapkan nama-nama yang bakal dimasukkan sebagai pengawas internal pendamping pengawas proyek yang disediakan BP2P Sulawesi I. “Sama-sama kita awasi agar pekerjaan sesuai dengan kontrak, untuk kebaikan kita semua,” ujarnya.
Pengadaan bangunan Rusun ini, tambah Recky, sudah termasuk dengan isi atau meubelair di semua kamar. “Di setiap kamar ada kamar mandi, wastafel, balkon, tempat tidur susun, lemari, meja belajar, dan kursi. Pokoknya, kamar sudah boleh langsung ditempati,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, jika nanti pembangunan selesai, dan juga meubelair terisi, maka perlu langsung dilakukan serah terima aset. “Hal ini untuk mempercepat penerimaan usulan yang diajukan GMIM oleh Menteri PUPR,” pinta Recky.
Ketua BPMS GMIM Pdt Hein Arina saat meletakkan batu pertama
Ketua Sinode GMIM Pdt DR Hein Arina atas nama warga GMIM dan pihak UKIT menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Kementerian PUPR dan kepada Gubernur Olly Dondokambey yang memperjuangkan Rusun ini.
“Lebih khusus kepada Kepala Balai Perumahan, Pak Recky dan jajaran, yang terus berkunjung untuk melakukan verifikasi di lokasi ini. Puji Tuhan saat ini bisa terealisasi,” imbuh Pendeta Arina—sapaannya.
Sementara Amrullah dari PT Artiluca Puncak Mandiri, kontraktor pelaksana pembangunan Rusun UKIT, menyatakan akan berupaya memberikan hasil terbaik atas bangunan Rusun yang berlokasi di samping Aula UKIT di Kelurahan Matani Satu ini.
“Kami sangat terbuka menerima masukan untuk kebaikan manfaat Gedung Rusun ini. Baik dari pihak Balai (BP2P) maupun UKIT,” katanya.
Saat ini, sambung Amrullah, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk memulai pekerjaan. Antara lain pematangan dan pengukuran elevasi lahan; pengetesan bahan, khususnya besi; mobilisasi material, serta koordinasi teknis dengan BP2P dan pihak konsultan pengawas.
“Kita sedang menunggu sampel besi untuk tulangan yang akan diuji di laboratorium. Kami juga sudah lihat pasir dan batunya yang lokal di sini. Bagus,” ungkap Amrullah.(*/)